salam

Rabu, 11 Mei 2011

SENYUM KIKI (part I)

kiki tampak berbeda hari ini. wajahnya yang terbiasa ceria terlihat begitu murung dan seperti tak ada gairah untuk melakukan apapun. bibi tetangga samping rumahnya pun terheran-heran melihat ekspresi gadis itu ketika melewati rumahnya. tidak biasanya ia tidak menyapa dan melempar senyuk kepada orang-orang yang ia temui. kiki memang seorang gadis yang sangat ramah dan periang, siapapun yang ia temui pasti akan disapa atau paling tidak disenyumi olehnya. entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
kemurungan kiki bermula sesaat setelah kiki menerima pesan singkat dari rekan seorganisasinya yang yang berisi pengakuan bahwa ternyata menyimpan hati pada kiki. saat kiki menceritakan hal ini kepada  mama yang sekaligus menjadi sahabat dan tempat curhatnya, ibunya kemudian memberikan tanggapan yang menurut kiki tidak sesuai dengan keinginannya.
"yaudah sayang, kamu kan sudah 20 tahun sekarang. itu artinya kamu sudah dewasa dan mama juga tidak akan melarangmu lagi untuk lebih dekat dengan teman lelakimu" komentar mama mengawali perbincangan pagi itu.
"tapi bukan itu masalahnya ma, selama ini kiki mengenal dia sebagai seorang yang baik, pemalu dan sangat bagus akhlak dan agamanya. kiki bisa seperti sekarang ini pun karena sering dinasehati oleh beliau, tapi kenapa sekarang beliau seperti ini?" ujar kiki sambil menghela nafas, karena kecewa.
"mungkin kiki memberikan perhatian atau perlakuan yang berbeda ke teman kiki itu?" selidik mama.
"perasaan kiki sih g' ma, mama kan tau sendiri gimana karakter kiki. kiki g' pernah ngebedain beliau dengan teman2 kiki yang lain." elak kiki sambil mengerutkan dahinya. "yaudah ma, kiki berangkat dulu. takut terlambat kelas, dosennya kali ini killer ma". lanjut kiki sambil mencium tangan mama'y dan segera berjalan keluar rumah.
sepanjang perjalanan kiki tidak sempat melihat siapapun. ia sibuk dengan pikirannya sendiri, mencari tahu apa yang salah dari prilakunya selama ini, sehingga Kamal berani menyatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia ungkapkan kepada kiki. akhirnya kiki mengambil kesimpulan bahwa, sikap periang dan ramahnya kepada setiap orang termasuk laki-laki itulah yang menjadi penyebab utama terjadinya "tragedi" ini. alhasil, selama berada di kampus, ia hanya menyapa dan berinteraksi dengan teman-teman wanitanya saja, dan memperlihatkan sikap acuh tak acuh dan tidak peduli kepada teman-teman lelakinya.
ia sengaja tidak mendatangi sekret organisasinya hari itu karena sedang tidak ingin bertemu Kamal. kiki memutuskan untuk duduk di musholah saja sambil menunggu kelas berikutnya dimulai. akan tetapi Kiki terkejut saat mengangkat matanya dan melihat sosok Kamal dihadapannya. seketika kemarahannya memuncak dan ingin sekali segra pergi dan menghilang dari tempat itu.
"assalau'alaikum, ki.. apa kabar?" sapa kamal
"walaikum salam, Alhamdulillah lagi fisiknya sehat, tapi tidak dengan hati saya". jawab kiki ketus.
"maaf ya ki atas pengakuan saya subuh tadi, tapi memang seperti itulah kenyataannya". ujar Kamal lagi.
mendengar kata-kata itu, ingin sekali rasanya kiki memarahi kamal. namun kiki tidak ingin melakukan hal bodoh didepan umum, "saya ke mushola dulu ya mal" jawab kiki sambil meninggalkan kamal.
dimushola kiki kemudian shalat dhuha untuk menenangkan hatinya yang semakin kacau. air mata kikipun menetes ketika mengingat saat-saat ia bekerjasama dan berinteraksi dengan Kamal. ia ingat dengan kata-kata nasehat dari guru ngajinya, "menjaga diri itu bukan hanya dengan menutup aurat saja, tapi perilaku dan sikap serta tutur kata kita pun harus dikontrol. karena itu semua adalah cermin dari bagaimana keimanan dan hubungan kita dengan Rabb kita".
"apakah ini adalah tanda bahwa hubungan saya dengan Rabb saya sedang renggang, sehingga ada perilaku saya yang membuat Kamal melakukan hal ini? ampuni hamba ya Rabb, hamba tidak ingin hati ini ternodai lagi dengan cinta selainMU, hamba ingin mencinyaiMu secara sempurna ya Rabb." gumam kiki seiring dengan tangis penyesalannya yang semakin menjadi.

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar