salam

Rabu, 30 Mei 2012

SEMUANYA ADALAH PROSES


Semangat seharusnya tidak hanya menjadi retorika yang tak nampak hasilnya. namun harus terlihat wujud dari semangat itu paling tidak dalam bentuk tindakan. Terkadang seseorang pun dapat menemui puncak kejenuhannya. Bukan karena tidak ingin lagi berada di "jalan ini", bukan pula karena kecewa atau sakit hati. Bisa jadi di saat ini ia sedang memikirkan banyak hal untuk dakwah dan umat ini, namun ia bingung bagaimana merealisasikannya. Saat ia mulai menuangkan buah pikirannya dalam bentuk aksi yang nyata, ternyata semua itu hanya menjadi sesuatu yang sia-sia dan tidak ada manfaatnya.

"salah anda sendiri kenapa tidak mengungkapkan dan mengkomunikasikannya terlebih dahulu?"

lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, "seberapa kali kita sudah mendengarkan orang tersebut?", "sudah berapa kali kita meluangkan waktu untuk menjelaskan apa yang ingin kita kerjakan, sehingga ia mengetahui rencana ia yang mana yang sesuai dengan rencana kita?".

Terkadang kita terlalu sibuk dengan aktivitas dan tugas kita masing-masing. kita tidak melihat kebelakang, bahwa ada saudara-saudara kita yang sampai terseok-seok untuk sampai pada titik yang sama dengan kita. Perjuangannya pun tak kalah berat dengan kita. Meski memang apa yang ia kerjakan tak seberapa (red: menurut mata kita), namun perjuangannya untuk bertahan di sini dengan kondisi yang sungguh "tidak enak" itu lebih berat. bisa saja ia tergoda dengan rayuan "dunia luar" yang menjanjikan kenyamanan, tapi tidak ia lakukan karena ia masih ingin merasakan perjuangan dan suka duka dalam dakwah.

pertanyaan kemudian; "apa yang bisa kita lakukan untuk membantunya? apakah cukup dengan hanya menengok ke belakang, kemudian berbalik dan kembali berlari?"

bukan hanya itu yang ia butuhkan. ia butuh semangat dari kita, ia butuh petunjuk dari kita, sehingga saat ia tak lagi melihat kita didepannya, ia tetap tau harus melangkah kemana. dan yang paling penting adalah ia butuh teman. teman yang memapahnya, meringankan bebannya, membantunya bangkit dan berdiri bahkan berlari kembali.

kompleks memang, namun begitulah berjamaah. banyak hal yang harus kita korbankan, hingga sampai pada perasaanpun harus siap untuk dikorbankan. Jangan pernah beranggapan bahwa diri kita adalah yang paling superior, sehingga ketika saudara kita yang lain merasa kehilangan arah lalu kita mencemoohnya dan menganggap ia tak kreatif dan tidak militan.
Astagfirullah.. @.@
semoga Allah mengampuni dan merahmati setiap aktivitas kita.

Selasa, 29 Mei 2012

== SYUKURKU ==
yuni dou mbozo

Alhamdulillah...
 Tiada kata yang patut ku ucapkan selain kata itu.
Syukur atas nikmat iman yang masih terpatri dihati hingga saat ini.
Syukur atas nikmat sehat dan keluarga yang selalu mencinta.
Syukur atas berbagai amanah yang selalu menjagaku dari kefuturan dan waktu yang sia-sia.
Syukur atas nikmat akal untuk merenungkan berbagai kejadian dan mengambil hikmah dari itu semua.
Serta nikmat merasaka suka duka dalam dakwah dan berukhuwah.


Ukhuwah...

Betapa keindahan dalam berukhuwah itu bukan hanya sekedar senyum dikala berjumpa, atau tertawa bersama dikala senang. Yang paling utama adalah saling menasehati dikala khilaf dan lupa.

Tidakkah itu amat mudah kawan? Bahkan sangat mudah. Namun  entah sudah sejauh mana kita sendiri mengaplikasikan firman Allah dlm Q.S. Al Ashr itu.


hari ini kumerasakan betapa kasih sayang Allah itu sangat luas, dan ia tunjukkan padaku melalui kasih sayang hamba-hambaNYA padaku. Alhamdulillah. disaat aku melakukan suatu kesalahan, maka ia menggerakkan hati seseorang untuk menegurku secara langsung. Tanpa ada jeda waktu. Kembali kuucapkan Alhamdulillah...


jazakillah ukhti...

saat dzon-dzon dihatimu muncul kuingin itu tak hanya tersimpan dalam hatimu. Katakanlah, tanyakanlah.. karna terkadang bahkan lebih sering kita hanya melihat sebagian kecil dari pecahan puzle2 yang belum tersusun dengan sempurna. Tidak pernah kusalahkan dzon itu, karna dengan dzon itulah ku dapat mengerti betapa engkau sangat menyayangi dan perhatian padaku. Dan dengan dzon itu pula semoga kau bisa mengambil pelajaran dan semakin memahami bagaimana diriku.

Ukhti...

Jangan kau anggap genangan air mata yang menetes tadi karna hatiku sakit dengan perkataanmu. Tidak sama sekali. Bahkan airmata itu menetes karna kesyukuran yang tiada pernah bisa kuucapkan. Seandainya saja kita hanya berdua, ingin aku memelukmu dengan sangat erat, erat sekali. Hingga dapat kurasakan degup jantung dan pesona ikhlasmu dalam menjaga izzahku.


Ukhti...

Jangan pernah meminta maaf atas sikapmu padaku, akulah yang seharusnya meminta maaf karna telah membuatmu berpikiran buruk tentang diriku. Aku yang seharusnya meminta maaf karena belum bisa menjadi saudara yang dapat kau percaya. Saudara yang kau anggap dapat menjaga rahasia. Saudara yang kau anggap dewasa dalam bersikap.


Ukhti..

Aku dengan segala keterbatasanku, hanya ingin membuat kalian nyaman berada disampingku. Membuat kalian mengingat Allah saat bertemu denganku. Membuat kalian bersemangat saat mendengar ucapanku. Semua ingin kulakukan dengan caraku yang apa adanya. Tanpa kepura2an.
 “bukanlah saudaramu jika masih ada kepura-puraan”

uhibbukumfillah....
semoga Allah menguatkan ikatan ini dan menjaga keistiqomahan kita. aamiiin...
MEMORI INDAH ITU

Ngotak ngatik note, hasilnya mnemukan tulisan yang dibuat oleh seorang teman sebagai hadiah milad. senyum2 aja saat membaca ulang note ini. jadi pengen pulang dan ketemu.

SAAT KUPU-KUPU HINGGAP DI BUNGA MATAHARI

“Yuni…” sahutmu ramah sambil mengulurkan tangan,
“Rurin!” ujarku seraya menyalami tanganmu
Terminal Dara, tiga tahun yang lalu.


Masihkah kau ingat masa itu??! Saat kita pertama kali berjumpa, berjabat tangan dan menyebut nama. Terminal Dara tempat kita bertemu dan berpisah, jarak yang teramat jauh, Bogor-Bima. Hanya sepuluh menit kita berbagi senyum ramah, senyum yang masih asing sampai akhirnya kau lambaikan tanganmu. Meninggalkan Bima, meninggalkan diriku yang masih terpikat akan keramahanmu. hanya sesaat bertemu, saat kau akan kembali ke Bogor.

Tak pernah menyangka perkenalan itu akan terus berlanjut hingga sekarang, hingga kau membaca tulisan ini. Aku bahkan tak mengerti kenapa hati ini teramat nyaman denganmu, berhari-hari berlalu dari perkenalan dan kita pun saling menyapa lewat sms dan telpon. Kita makin dekat, suara ceriamu membahana di relung hati. Padahal sungguh, aku bahkan lupa bagaimana wajahmu waktu itu. Hei hei hei jangan marah, aku tak memakai kacamata waktu itu dan tak mungkin langsung mengingat wajahmu yang baru ku lihat.


”Gak Narsis, gak eksis!!!”
Kalimat yang selalu mengingatkanku akan sosokmu. NARSIS, tak bisa dipungkiri ^_^v. Hal itu yang membuatku makin penasran ingin berjumpa kembali denganmu, masihkah kau ingat kala kutelpon waktu itu dan menanyakan kapan kau akan pulang liburan??! Dengan senyum sumringah aku menandai tanggal dimana kau akan pulang, ku tandai dengan spidol merah dan hari-hari setelah itu aku menghitung sisa waktu sampai akhirnya kita bertemu di penghujung Ramadhan.

Satu keanehan yang nyata berkenalan denganmu dan anak Tenze lainnya, kita tidak satu sekolah darimana kita bertemu dan bisa sedekat ini?! sampai sekarang pertanyaan itu hanya akan ku jawab dengan senyuman. Aku, dirimu dan anak Tenze lainnya ku rasa memang digariskan untuk berjumpa dengan cara seperti ini, aneh tapi bukankah ini teramat indah?? Andai dulu aku tetap memaksakan diri masuk di SMANSA atau SMANDU mungkin kejadiannya tidak seperti ini, dan mungkin aku tak bisa menyayangimu seperti ini.


Waktu, peristiwa dan amanah mendewasakan pemikiran kita (kita??? ^_^), kita melalui sepak terjang amanah dakwah di kampus masing-masing. Kau adalah salah satu yang membuatku terus bersemangat berjuang, menghadapi Bima dengan kompleksitas problem dakwah. Aku dan Bima menunggumu kembali, datang dengan kekuatan yang berbeda membangun Dana Ro Rasa, merealisasikan cita-citamu yang pernah kau utarakan untuk Bima. Aku akan terus bertahan, sampai kau pulang dan memelukku. Jadi tak usah kau risaukan keadaanku, aku akan baik-baik saja di sini dan ku harap kau pun sama.


“gpp kok. Yuni malah pengen’y Yuni aja  az trus yg jadi korban, drpd org lain. Kan kalo Yuni udah sdkit mengerti, tp klo org lain, kan blm tntu ngerti, ya g’?”
Sms mu di sore itu membuatku tergugu, ma’afkan aku yang terus membuatmu kalut, membuatmu terus menjadi korban kerapuhanku. Terimakasih telah berusaha memahamiku, menerimaku dengan kelapangan dada dan kesabaran yang luarbiasa. Ma’afkan aku yang begitu sombong, menutupi diri dan jarang bercerita kepadamu. Terimakasih, telah mengajariku untuk terbuka dan berbagi.
 
“dan Dia (Allah)  yang mempersatukan hati mereka (orang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia  Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (QS Al Anfal ; 63)

Dan sekarang aku melingkari dengan spidol merah bukan pada tanggal tapi pada bulan. Bukankah kau berjanji akan pulang di bulan desember??! Aku dan Bima akan tetap menantimu (Ssssstt.. juga Tenzer yang lain) Bertemu denganmu adalah pilihan dan kesempatan, tapi menjadi saudaramu adalah suatu kebahagiaan dan melihatmu tersenyum adalah buah ukhuwah yang tidak ternilai.
Tetap kuat, tetap Istiqomah.
Ana uhibbukifillah…
Kau adalah kupu-kupu yang mempercantik bunga matahari ^_^