salam

Rabu, 30 November 2016

IBU, ALLAH SAYANG NGGAK SAMA KITA?

Setelah mengulang-ngulang pertanyaan tenyang "dimana rumah Allah?", si sholeh Ziyad kembali bertanya tentang Allah. percakapan ini bermula ketika kami sekeluarga sedang makan bersama. Saya sendiri sibuk menyuapi Ziyad dan 2 sepupu kembarnya, tetiba ziyad nyeletuk,

"ibu, Allah sayang nggak sama kita?" sambil memainkan kain baju saya dan mengernyitkan dahi.
saya yang mendengar pertanyaan polosnya kemudian mengecup keningnya dengan penuh sayang dan bangga pun mencoba mencari jawaban sederhana. "Ziyad sayang, siapa sih yang ciptakan ziyad, ibu, nenek, kakek dan semua yang ada di dunia ini?"
ziyad pun menjawab dengan lantang "ALLAH".
Kemudian saya lanjutkan penjelasan saya :"berarti makanan yang kita makan sekarang, rumah tempat tinggal kita tinggal dan semua yg Ziyad punya sekarang adalah tanda kalau Allah sayang sama Ziyad dan Ibu. Mengerti sayang?"
"Iya Bu" jawab Ziyad.

Setelah puas mendengar jawaban saya, sejenak Ziyad terdiam dan makan dengan tenang. namun sesaat kemudian ia kembali gelisah dan bertanya "ibu, kenapa Allah nggak datang ke rumah kita?".
Sayapun kembali mengecup keningnya sambil memberikan penjelasan ringan kepadanya.
"Ziyad sayang, Allah bisa kitalihat nggak ya?" tanya saya.
"Dak Bisa Bu" jawabnya polos.
"Jadi sayang, Allah itu sebenarnya ada dan selalu datang ke rumah kita. apalagi ada Ziyad yang sholeh di rumah ini. Zitad tau nggak apa yang Allah Suka?" Tanya saya lagi.
"Apa Bu?" Ziyad kembali bertanya.
"Alah sangat suka pada org yang rajin shalat, rajin mengaji, taat pada orang tua dan selalu mengingat Allah." ungkap saya padanya.
Ziyad yang antusias mendengarkan pun kemudian mengangguk angguk sambil membuka mulutnya menerima nasi yang saya suapkan padanya.
Barakallah anak ibu yang sholeh, semoga engkau selalu dalam lindunganNYA dan teguh iman islam dalam hatimu. Aamiin.

Jumat, 11 November 2016

IBU, RUMAH ALLAH ITU DIMANA SIH?



Menyaksikan tumbuh kembang anak adalah hal yang paling menyenangkan dan menakjubkan. setiap tahapan rasanya sayang sekali untuk dilewati. Perkembangan bahasa, mulai dari mereka hanya bisa "nguing", mengucapkan "mamamama" atau "bububububu" sampai dengan mampu mengungkapkan keinginan dan perasaannya. perkembangan kognitif dimana mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat ber=sar. saat mereka menemukan hal baru mereka terus mengamati dengan antusias, kemudian terkadang diraih dan dimasukkan ke dalam mulutnya, sampai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang suit untuk dijawab. seperti pada hari itu ketika pulang kerja dan berusaha mengobati rindu sambil bercengkrama dengan lelaki kecil bernama Ziyad (3y3m). Tiba-tiba dia memanggil dan membuat mata ini fokus pada wajah polos dan seriusnya.

"ibu, Rumah Allah tu dimana sih?" terlihat sangat jelas rasa penasaran dari mimik wajahnya.

mendengar pertanyaan itu rasanya sangat bersyukur karena anak sekecil ini memiliki rasa ingin tahu tentang Penciptanya. sambil menata nan mencari kata-kata yang pas dan sederhana saya pun menarik badannya ke pangkuan sambil mencium pipi dan keningnya.

"Ziyad sayang, Allah itu ada di langit yang namanya Arasy. Allah berada bersama anak-anak yang sholeh seperti Ziyad. Ziyad mau jadi anak sholeh kan?" berharap jawaban itu dapat dimengerti oleh ziyad.
Namun rasa penasarannya belum selesai sampai disitu. ia pun kembali bertanya,
"ibu, ziyad bisa lihat Allah?" masih dengan wajah serius dan cool nya.
"sayang, Allah itu tidak dapat ziyad atau ibu lihat. tapi Allah bisa melihat semua yang kita lakukan. kalo ziyad nakal, nggak mau makan, nggak nurut sama orang tua, Allah bisa melihat semua itu. Kalo Ziyad berbuat baik seperti bantuini ibu, nurut sama orang tua, tidak bertengkar dgn teman, Allah bisa lihat semua itu. Ziyad ngerti?".
ziyad pun mengangguk tanda paham. namun saya merasa ini adalah kesem[atan yang baik untuk menjelaskan kepadanya hal yang lebih dalam lagi.
"ziyad tau? Allah itu sangat suka dan sayang kepada anak yang berbuat baik dan menyayangi sesama. tapi Allah tidak suka anak yang nakal, suka bertengkar, dan malas. Ziyad mau kan disayang sama Allah?".
dengan penuh semangat Ziyad menjawab "Mauuuuuuu... ibu, Ian (nama temannya) kan seuka nangis dan nakal. nanti dia nggak disayang Allah ya?".
sambil tersenyum dan mencium pipinya saya menjawab "betul sayang".

Obrolan sore itu membuat saya merasa sangat terharu dan bangga padanya. Hal ini pun membuat saya jadi lebih semangat untuk selau memperkaya ilmu tentang Allah sehingga mampu memjawab setiap pertanyaan Ziyad dengan baik dan bahsa yang sederhana. dan ini adalah tantangan yang sangat besar dalam mendidik anak.  Usia anak-anak adalah usia dimana mereka mampu merekam semua pengetahuan yang akan menjadi landasan mereka dalam menjalani kehidupan. jika kita sebagai orang tua salah keliru dalam mendidik mereka, maka keslahan itulah yang akan terekam dalam otak kecilnya. semoga kita mampu mendidik anak-anak kita menjadi generasi terbaik yang kuat imannya, teguh pendiriannya, bijak kata dan tindakannya, dan pastinya bertakwa kepada Allah. Aamiin.

#SalamSukses
#PendidikHebat
#PendidikSukses
#IbuHebat