salam

Sabtu, 10 Desember 2016

ZIYAD MAU JADI KAYAK ABI

Suatu malam seperti biasa Ziyad sibuk bermain sendiri, berbicara sendiri,melompat-lompat, berlari-lari, dan berteriak-teriak ampai suaranya memenuhi seisi rumah. suasana itu sudah biasa saya dengar bahkan saya sudah sering menjadi "korban" tingah hebohnya ini. hehehe...

Saat ia bermain, Ziyad menemukan selembar sapu tangan didalam laci lemari saya dan menjadikannya alat permainan. dibuat jadi ikat kepala laaah, alas duduk laah, bahkan sampai dijadikan seperti handuk olehnya. Namun bukan itu yang menjadi fokus dari tulisan saya kali ini. Yang membuat hati saya teriris dan ingin menangis adalah ketika ia menghampiri saya seraya menyodorkan sapu tangan yang ia pegang dan berkata "ibu, buatin ziyad seperti abi"... yaaa Allah.. putraku yang mungil dan polos ini berhasil membuat mataku berkaca-kaca dan menghujaninya dengan puluhan ciuman yang sampai membuatnya terheran.

Sebagai seorang anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan saya (ibu nya) dan jarang sekali berjumpa dengan abi nya karena perpisahan kami, hati saya sangat terenyuh mendengar ucapan polosnya. Dengan waktu perjumpaan yang sangat jarang dan singkat, ternyata ada hal yang membuatnya teringat akan abinya.

dalam kondisi seperti ini terkadang saya merasa sangat bersalah pada putra kesayangan saya ini. karena keegoisan kami, dialah yang menjadi korban tidak mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Namun saya berusaha menjadi ibu terbaik untuknya. memenuhi semua yang seharusnya ia peroleh seperti teman-temannya yang lain. Walaupun saya akui, saya tidak akan pernah dapat menggantikan sosok abi nya yang hilang dari hidupnya.

Saya sekarang hanya berusaha mendidiknya sebaik mungkin semampu saya untuk membuatnya menjadi anak yang kuat dan mandiri serta pemberani tanpa melupakan bagaimana harus memperlakukan wanita dan orang tua. saya berharap Dia bisa menjadi anak yang bertaqwa dan teguh iman islamnya, sehingga kelak dia bisa menghadapi dunia dengan penuh percaya diri. aamiin..

Rabu, 30 November 2016

IBU, ALLAH SAYANG NGGAK SAMA KITA?

Setelah mengulang-ngulang pertanyaan tenyang "dimana rumah Allah?", si sholeh Ziyad kembali bertanya tentang Allah. percakapan ini bermula ketika kami sekeluarga sedang makan bersama. Saya sendiri sibuk menyuapi Ziyad dan 2 sepupu kembarnya, tetiba ziyad nyeletuk,

"ibu, Allah sayang nggak sama kita?" sambil memainkan kain baju saya dan mengernyitkan dahi.
saya yang mendengar pertanyaan polosnya kemudian mengecup keningnya dengan penuh sayang dan bangga pun mencoba mencari jawaban sederhana. "Ziyad sayang, siapa sih yang ciptakan ziyad, ibu, nenek, kakek dan semua yang ada di dunia ini?"
ziyad pun menjawab dengan lantang "ALLAH".
Kemudian saya lanjutkan penjelasan saya :"berarti makanan yang kita makan sekarang, rumah tempat tinggal kita tinggal dan semua yg Ziyad punya sekarang adalah tanda kalau Allah sayang sama Ziyad dan Ibu. Mengerti sayang?"
"Iya Bu" jawab Ziyad.

Setelah puas mendengar jawaban saya, sejenak Ziyad terdiam dan makan dengan tenang. namun sesaat kemudian ia kembali gelisah dan bertanya "ibu, kenapa Allah nggak datang ke rumah kita?".
Sayapun kembali mengecup keningnya sambil memberikan penjelasan ringan kepadanya.
"Ziyad sayang, Allah bisa kitalihat nggak ya?" tanya saya.
"Dak Bisa Bu" jawabnya polos.
"Jadi sayang, Allah itu sebenarnya ada dan selalu datang ke rumah kita. apalagi ada Ziyad yang sholeh di rumah ini. Zitad tau nggak apa yang Allah Suka?" Tanya saya lagi.
"Apa Bu?" Ziyad kembali bertanya.
"Alah sangat suka pada org yang rajin shalat, rajin mengaji, taat pada orang tua dan selalu mengingat Allah." ungkap saya padanya.
Ziyad yang antusias mendengarkan pun kemudian mengangguk angguk sambil membuka mulutnya menerima nasi yang saya suapkan padanya.
Barakallah anak ibu yang sholeh, semoga engkau selalu dalam lindunganNYA dan teguh iman islam dalam hatimu. Aamiin.

Jumat, 11 November 2016

IBU, RUMAH ALLAH ITU DIMANA SIH?



Menyaksikan tumbuh kembang anak adalah hal yang paling menyenangkan dan menakjubkan. setiap tahapan rasanya sayang sekali untuk dilewati. Perkembangan bahasa, mulai dari mereka hanya bisa "nguing", mengucapkan "mamamama" atau "bububububu" sampai dengan mampu mengungkapkan keinginan dan perasaannya. perkembangan kognitif dimana mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat ber=sar. saat mereka menemukan hal baru mereka terus mengamati dengan antusias, kemudian terkadang diraih dan dimasukkan ke dalam mulutnya, sampai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang suit untuk dijawab. seperti pada hari itu ketika pulang kerja dan berusaha mengobati rindu sambil bercengkrama dengan lelaki kecil bernama Ziyad (3y3m). Tiba-tiba dia memanggil dan membuat mata ini fokus pada wajah polos dan seriusnya.

"ibu, Rumah Allah tu dimana sih?" terlihat sangat jelas rasa penasaran dari mimik wajahnya.

mendengar pertanyaan itu rasanya sangat bersyukur karena anak sekecil ini memiliki rasa ingin tahu tentang Penciptanya. sambil menata nan mencari kata-kata yang pas dan sederhana saya pun menarik badannya ke pangkuan sambil mencium pipi dan keningnya.

"Ziyad sayang, Allah itu ada di langit yang namanya Arasy. Allah berada bersama anak-anak yang sholeh seperti Ziyad. Ziyad mau jadi anak sholeh kan?" berharap jawaban itu dapat dimengerti oleh ziyad.
Namun rasa penasarannya belum selesai sampai disitu. ia pun kembali bertanya,
"ibu, ziyad bisa lihat Allah?" masih dengan wajah serius dan cool nya.
"sayang, Allah itu tidak dapat ziyad atau ibu lihat. tapi Allah bisa melihat semua yang kita lakukan. kalo ziyad nakal, nggak mau makan, nggak nurut sama orang tua, Allah bisa melihat semua itu. Kalo Ziyad berbuat baik seperti bantuini ibu, nurut sama orang tua, tidak bertengkar dgn teman, Allah bisa lihat semua itu. Ziyad ngerti?".
ziyad pun mengangguk tanda paham. namun saya merasa ini adalah kesem[atan yang baik untuk menjelaskan kepadanya hal yang lebih dalam lagi.
"ziyad tau? Allah itu sangat suka dan sayang kepada anak yang berbuat baik dan menyayangi sesama. tapi Allah tidak suka anak yang nakal, suka bertengkar, dan malas. Ziyad mau kan disayang sama Allah?".
dengan penuh semangat Ziyad menjawab "Mauuuuuuu... ibu, Ian (nama temannya) kan seuka nangis dan nakal. nanti dia nggak disayang Allah ya?".
sambil tersenyum dan mencium pipinya saya menjawab "betul sayang".

Obrolan sore itu membuat saya merasa sangat terharu dan bangga padanya. Hal ini pun membuat saya jadi lebih semangat untuk selau memperkaya ilmu tentang Allah sehingga mampu memjawab setiap pertanyaan Ziyad dengan baik dan bahsa yang sederhana. dan ini adalah tantangan yang sangat besar dalam mendidik anak.  Usia anak-anak adalah usia dimana mereka mampu merekam semua pengetahuan yang akan menjadi landasan mereka dalam menjalani kehidupan. jika kita sebagai orang tua salah keliru dalam mendidik mereka, maka keslahan itulah yang akan terekam dalam otak kecilnya. semoga kita mampu mendidik anak-anak kita menjadi generasi terbaik yang kuat imannya, teguh pendiriannya, bijak kata dan tindakannya, dan pastinya bertakwa kepada Allah. Aamiin.

#SalamSukses
#PendidikHebat
#PendidikSukses
#IbuHebat

Senin, 17 Oktober 2016

MENDIDIK ANAK ALA RASULULLAH

     
    Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah dan sepele. Apalagi sengaja disepelekan tanpa mau mencri ilmu tentang parenting. Saat kita mengemban amanah sebagai orang tua, maka banyak konsekuensi yang harus diemban baik secara moril maupun materil. anak adalah tanggung jawab dunia dan akhirat baik bagi ayah maupun ibunya.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. an-Nisaa’ : 9)

          Ayat diatas menjadi alasan kenapa kita harus banyak belajar dan terus belajar tentang mendidik anak, agar kelak ketika harus pergi selamanya, kita tidak akan meninggalkan generasi yang "lemah". Begini cara Rasulullah mendidik anak :

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka datang, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada berita yang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”

Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho'id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah pernah lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesah-gesah sampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.

Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya kompang-kamping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu.

“Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.

Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan” (H.R. Muslim).

Begitulah cara RAsulullah mendidik dan memperlakukan anak-anaknya. Jika bukan pada Rasulullah kita mengambil panutan, lalu pada siapa lagi? sebaik baik manusia, ayah, guru adalah Rasulullah...
Wallahu'alam..




Rabu, 12 Oktober 2016

RINDU KAMI PADAMU KAKEK




Ayah...
Masih segar goresan luka kepergianmu
Masih membayang kenangan indah masalalumu
Kini semua benar2 telah berlalu
Sedih ini bercampur pilu
Tangis ini bercampur rindu
Sesungguhnya kami …….
masih butuh kasih sayangmu
masih ingin dipelukanmu
namun,,,apalah daya kami
kini kami hanya bisa memandang nisanmu
mengenang jasa dan kebaikanmu
menuruti semua nasihatmu

Ayah...
Tak terasa begitu cepat waktu berlalu
Sungguh sangat Kami rindukan masa-masa seperti dulu..
disaat kau ada dikehidupn Kami

Meskipun kini kau jauh ada disana..
Kami yakin kau sedang bahagia
Karena telah melihat anak Dn cucumu tumbuh besar menjadi sosok pribadi sepertimu., Tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih.

Ayah...
Do’a kami ini mengiringi perjalananmu
Semoga Tuhan mengampuni dosa2mu
Semoga Tuhan menerima amal ibadahmu
Dan semoga tempat yang layak ditujukan untumu
Kami,,, slalu menyayangimu

Yaa Rabb...
Ampunilah Segala dosanya, Limpahkanlah Rahmat-Mu kepadanya, Terimalah Amal Ibadahnya, Muliakanlah Tempatnya, lapangkangkanlah kuburnya, jauhkan ia dari fitnah kubur dan tempatkan ia disisiMu yang terindah.