Di indonesia, pola makan anak dan ibu hamil masih belum optimal. sehingga Indonesia masih menghadapi persoalan pola makan gizi tidak
seimbang saat hamil, anemia, cakupan inisiasi menyusu dini dan cakupan ASI
Ekslusif yang belum sesuai harapan serta makanan pendamping ASI yang hanya 42%
anak usia 6-24 bulan yang memenuhi diet minimum yang dapat diterima dari segi
kualitas dan kuantitas. Penelitian formatif menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan,
sikap dan praktek ibu dan pengasuh tentang pemberian makanan pendamping ASI
tidak memadai.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek
ibu dalam pemberian makan ibu, bayi dan anak adalah melalui konseling yang
dilakukan oleh kader/tenaga kesehatan yang telah dilatih tentang modul
pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Selama pelatihan konseling PMBA, kader/konselor mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan konseling seperti keterampilan mendengar dan
mempelajari dan keterampilan membangun kepercayaan diri dan memberi dukungan
serta materi terkait pemberian makan ibu hamil dan anak usia 0-24 bulan. Hal
tersebut membekali mereka dalam memberikan dukungan PMBA kepada ibu/pengasuh
terkait pemberian makan bayi dan anak usia sesuai dengan rekomendasi yang telah
diakui secara global. Selain melatih keterampilan dan meningkatkan kemampuan
mereka secara mandiri setelah mengikuti pelatihan, kader dan para konselor PMBA
juga membutuhkan dukungan dalam hal pemantauan dan penyelia fasilitatif untuk
memastikan mereka dapat melaksanakan konseling dengan benar.
Hingga saat
ini pelatihan PMBA telah dilakukan diberbagai wilayah di Kabupaten Bima, baik
didanai oleh Pemerintah Kabupaten Bima, Unicef maupun MCAI. Ratusan petugas
kesehatan dan kader telah dilatih PMBA yang tersebar diseluruh wilayah
Kabupaten Bima.
Lebih rincinya bagaimana proses peaksanaan PMBA di Kabupaten Bima dapat di lihat pada file berikut:SELAYANG PANDANG PMBA KABUPATEN BIMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar